Langsung ke konten utama

Resume Jurnal Investigasi Praktik Kriminal Keuangan pada Elit di Negara Berkembang: Bukti dari Nigeria

Artikel ini telah menyelidiki persistensi praktik korupsi di Nigeria. Sebagian besar penelitian sebelumnya cenderung berfokus pada aktor sosial individu, dan memiliki sedikit perhatian terhadap struktur sosial dan lembaga yang membentuk tindakan mereka. Struktur dan institusi sosial secara bersamaan memungkinkan dan membatasi praktek predatori. Para aktor sosial dibentuk oleh struktur dan institusi masyarakat yang memungkinkan mereka untuk memahami peristiwa dan nilai-nilai sehari-hari dan tindakan mereka dibentuk oleh struktur kelembagaan. Dengan demikian, praktik kriminal keuangan di Nigeria tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa mempertimbangkan pengaruh struktur dan sejarah institusional. Artikel ini m empertimbangkan struktur kelembagaan dalam negara Nigeria, ekonomi global dan konteks historis untuk menjelaskan persistensi praktik kriminal keuangan di Nigeria. Bukti yang diberikan dalam artikel ini telah menunjukkan bahwa sejumlah besar pendapatan pemerintah telah dialirkan...

CLOUD COMPUTING : INOVASI MASA KINI

CLOUD COMPUTING PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH


  1. Pengertian dan Sejarah Awal Cloud Computing
Dewasa ini tengah marak pengembangan teknologi berbasis komputer dan internet yang dapat memudahkan kerja manusia. Salah satunya adalah cloud computing yang mulai populer saat ini. Cloud Computing adalah suatu metode komputasi yang menggunakan layanan dalam teknologi informasi. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain,”. Cloud Computing berasal dari kata “cloud” dan “computing”, yang dapat diartikan sebagai komputasi awan. Teknologi ini menjadikan internet sebagai pusat dari server dan akan digunakan untuk mengelola data dan aplikasi dari pengguna. Awan atau cloud merupakan metafora dari internet, serupa dengan awan yang seringkali digambarkan dalam diagram jaringan komputer.
Fenomena cloud computing sebenarnya telah ‘diramalkan’ oleh ilmuwan komputer John McCarthy menulis sebuah artikel berjudul “Computation May Someday Be Organized as a Public Utility” pada 1960. Kemudian pada 1990an ada suatu ide mengenai grid computer, yaitu suatu gagasan yang menerangkan bahwa komputer nantinya menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Larry Ellison, pendiri perusahaan Oracle, pada 1995 juga memiliki pendapat mengenai “Network Computing” dimana pengguna tidak perlu “menanam” berbagai perangkat lunak ke dalam PC. Cukup menggunakan koneksi dengan server yang kemudian akan menyediakan ruang untuk kebutuhan PC pengguna.
Selanjutnya pada 2000 Amazon memiliki peran penting dalam pengembangan cloud computing dengan memodernisasi pusat data. Ditahun yang sama, Oracle juga memperkenalkan perangkat lunak berbasis Software as a Service, yaitu salesforce.com.
Kemudian pada 2005 hingga saat ini, cloud computing sudah semakin meningkat popularitasnya, dari mulai penerapan sistem, pengunaan nama, dan sebagainya. Contohnya adalah Amazon.com dengan EC2 (Elastic Computer Cloud), Google dengan Google App. Engine, dan IBM dengan Blue Cord Initiative. Keberadaan cloud computing meroket sebagaimana berjalanya waktu. Sistem komputasi tersebut telah dipakai oleh berbagai kalangan, ditambah lagi dengan meningkatnya kualitas jaringan komputer dan beragamnya gadget yang ada. Contoh dari pengaplikasianya adalah Evernote, Dropbox, Google Drive, Sky Drive, Youtube, Scribd, dan sebagainya.

  1. Gambaran Cloud Computing
NIST (National Institute of Standards and Technology) mengidentifikasi lima karakteristik penting dari komputasi awan sebagai berikut:
  1. On-demand self-service
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia.
  1. Broad network access
Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon selular, laptop, dan PDA).
  1. Resource pooling
Penyatuan sumber daya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen multi-penyewa, menggunakan model dengan sumberdaya fisik dan virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumber daya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau data center). Contoh sumber daya termasuk penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual.
  1. Rapid elasticity
Kemampuan dapat dengan cepat elastis ditetapkan dan dirilis.dalam beberapa kasus secara otomatis dalam skala yang cepat keluar dan kedalam sesuai dengan permintaan. Elastisitas yang cepat. Kemampuan dapat elastis ditetapkan dan dirilis, dalam beberapa kasus secara otomatis, skala cepat luar dan ke dalam setaraf dengan permintaan. Untuk konsumen, kemampuan tersedia untuk penyediaan sering muncul menjadi tidak terbatas dan setiap saat dapat disesuaikan dalam jumlah.
  1. Measured Service
Sistem komputasi awan secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber- daya dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran (metering) pada beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan sumberdaya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen dari layanan yang digunakan.

  1. Cloud Computing Pada Usaha Kecil dan Menengah
Cloud computing ternyata tidak hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja, usaha mikro, kecil, dan menengah juga memerlukan cloud computing untuk mencapai efisiensi bisnis. Jika dilihat dari populasi usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, jumlahnya sekitar 56,5 juta unit dan bisa dikatakan jumlah yang sangat banyak, sebagian besar belum melek teknologi informasi (IT) atau disebut gaptek (gagap teknologi). Hal ini karena bagi para pelaku UKM, investasi dibidang IT masih dirasa memberatkan, sebab memerlukan biaya cukup mahal dan tenaga kerja yang handal. Padahal jika para pelaku UKM mengadopsi IT maka peluang pertumbuhannya akan bisa menyamai akselerasi perusahaan besar.
Selain itu cloud computing juga memberi kemudahan bagi penggunanya untuk dapat mengakses data melalui berbagai jenis perangkat (komputer, notebook, tablet, smartphone) yang terkoneksi dengan jaringan internet. Kemudahan yang ditawarkan teknologi cloud computing ini akan memungkinkan bagi pelaku usaha untuk lebih memfokuskan diri pada bisnis intinya, bukan pada pengelolaan infrastruktur IT.
Menggunakan cloud untuk bekerja dapat membantu UKM meningkatkan kinerja dan membuat para pelaku UKM lebih kompetitif, terukur, dan siap untuk mengotomatisasi serta mendesentralisasi IT. Para pelaku UKM tidak lagi harus merasa seperti mereka tidak memiliki apa-apa yang diperlukan untuk bersaing dengan pesaing mereka yang lebih besar. Berikut adalah manfaat cloud untuk usaha kecil menengah:
  1. Cloud memberikan software yang menyediakan kemampuan untuk secara cepat membangun dan menyebarkan aplikasi untuk bersaing dengan perusahaan lain.Cloud tumbuh sebagai teknologi yang lebih baik dan waktu respon yang lebih cepat sehingga memudahkan industri untuk mendapatkan apapun, kapanpun mereka inginkan.
  2. Cloud computing memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah melakukan upscale atau downscale dengan persyaratan IT bila diperlukan.
  3. Penggunaan cloud computing akan membantu departemen IT untuk berfokus pada pengembangan tools atau aplikasi yang akan memberdayakan seluruh lini bisnis dan memberikan kemudahan pelayanan bagi pelanggan. Sehingga departemen lain dapat langsung mengakses data untuk melaksanakan kegiatan operasional dan pengembangan bisnis tanpa meminta bantuan dari departemen IT.

  1. Aplikasi Cloud Computing untuk UKM
    1. TelkomCloud Computing
Telkom Cloud Computing merupakan layanan-layanan Cloud Computing yakni Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang ditujukan untuk pelanggan usaha kecil dan menengah. Layanan Cloud Computing yang diselenggarakan Telkom merupakan pengembangan dari layanan yang sudah dilakukan sejak awal tahun 2000 melalui IT bisnis Managed Service yang meliputi IT Operation Management Service, Data Recovery Service dan Data Center Infrastructure. Solusi TelkomCloud adalah hasil kolaborasi antara Telkom Indonesia dan Telkomsigma dan Telkom Indonesia memiliki jaringan infrastruktur yang luas. Ada beberapa solusi yang ditawarkan Cloud Computing Telkomsigma, yaitu IaaS (Infrastucture as a service) dan SaaS (Software as a service).
  1. IaaS (Infrastucture as a service)
TelkomCloud Infrastructure as a Service (IaaS) memberi perusahaan CPU, tempat penyimpanan (storage) dan layanan jaringan. Ditambah dengan opsi pemberian TelkomCloud managed services, perusahaan akan mendapatkan solusi lengkap untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan tepat waktu dan fleksibilitas. Bagi usaha kecil dan menegah hal tersebut dapat memungkinkan UKM dan Vendor Perangkat Lunak Independen (ISV) mendapatkan beragam Server yang ditempatkan di Cloud untuk memenuhi kebutuhan UKM dan sistem pembelian yang sepenuhnya otomatis memungkinkan UKM memasang Cloud hosted server dalam waktu singkat.
  1. SaaS (Software as a service)
SaaS memungkinkan usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki alat kolaborasi, yang memberikan layanan hosted canggih dan aplikasi perangkat lunak TI siap pakai yang mutakhir dengan pembayaran sesuai pemakaian. Dapat diakses melalui internet dari tempat manapun, SaaS memungkinkan bisnis UKM bekerja lebih cepat dan lebih produktif, sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan. SaaS terdiri dari beberapa TelkomCloud :
  1. TelkomCloud e-Official Memo
TelkomCloud e-Official Memo, memberi UKM suatu sistem untuk melakukan otomasi seluruh proses penulisan surat dan memo, pemberkasan, dan pemantauan dalam organisasi. Dengan menggunakan teknologi cloud computing, sistem ini memungkinkan UKM melakukan seluruh proses secara online melalui PC, smartphone, atau gadget lainnya. Dapat diakses melalui internet dari lokasi manapun dan kapanpun, TelkomCloud e-Official Memo membantu meminimalkan pekerjaan administrasi ketika seseorang melalukan perjalanan di luar kantor, serta mempercepat proses bisnis dan pembuatan keputusan.
  1. TelkomCloud M-Force
M-Force memberi integrasi proses bisnis tanpa hambatan dan prosedur operasi standar, paperless environment, informasi JIT, integrasi dengan Google Map, dan membantu pelacakan posisi, perencanaan rute, pelacakan dan penelusuran. Ciri-ciri TelkomCloud M-Force adalah pengumpulan data real time, efektivitas, efisiensi, berkurangnya pekerjaan administrasi, kendali manajemen yang lebih baik.
Layanan TelkomCloud telah digunakan oleh lebih dari 60 perusahaan dari berbagai industri, dan sebagian besar berasal dari industri keuangan yang sangat mementingkan security. TelkomColud juga melakukan upaya revitalisasi agar dapat memulai perannya sebagai penyedia layanan Cloud Computing untuk pelanggan enterprise dan UKM.

  1. Keuntungan Dalam Mengadopsi Cloud Computing
Ada beberapa keuntungan oleh teknologi Cloud computing. Pemakaian teknologi Cloud computing bisa dibayarkan secara bertahap. Hal ini berarti sebuah UKM dapat melakukan penghematan. Selain dapat mengurangi anggaran biaya, dengan penerapan Cloud computing juga dapat meningkatkan efektivitas bisnis. Efektivitas itu bisa terjadi karena berbagai alasan, diantaranya adalah:
A. Meningkatkan Kapasitas
Dengan Cloud computing sebuah UKM bisa menyimpan data lebih banyak dari kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh komputer pribadi mereka karena bisa disimpan di server provider. Sehingga tidak dibutuhkan lagi upgrade memori dan hal terebut tentu saja dapat membantu menekan biaya.
B. Sangat Otomatis
UKM tidak perlu khawatir meng-update software dan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengupgrade server. Server akan selalu di update oleh pihak vendor penyedia layanan cloud computing sesuai permintaan. Sehingga secara otomatis pengguna yang menggunakan layanan selalu mendapatkan update tanpa memperbarui hardware apapun di komputer yang mereka pakai.
C. Fleksibel
Cloud computing menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi daripada metode komputasi konvenional yang ada di masa lalu dan menghemat waktu sekaligus uang untuk orang-orang yang sibuk dan tidak punya banyak waktu.
D. Mobilitas tinggi
Pemilik atau karyawan UKM dapat mengakses informasi di manapun mereka berada. Hal ini memungkinkan karyawan tersebut untuk terhubung bahkan tanpa komputer mereka sendiri, yang berarti pekerjaan bisa dilakukan di mana saja selama memiliki koneksi dan akses ke internet.
E. Memungkinkan IT untuk tetap fokus
Dengan Cloud computing perusahaan tidak lagi harus khawatir tentang update server dan masaah komputasi lain yang secara reguler harus dilakukan, dengan dimikan UKM akan bebas untuk berkonsentrasi pada inovasi dan pengembangan bisnis.
F. Berbagi Sumber Daya
Sebuah kunci dari Cloud computing adalah adanya kemampuan untuk berbagi sumber daya di dalam perusahaan. Sehingga memungkinkan semua karyawan untuk mengakses sumber daya melalui layanan cloud computing. Dengan demikian dapat menghemat waktu dan biaya dengan menempatkan sumber daya dalam satu lokasi yang mudah bagi para karyawan untuk mencari dan mengaksesnya.
G. Agilitas Bisnis
Salah satu keuntungan cloud computing adalah memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih lincah. Kecepatan pemesanan kapasitas dan layanan yang disediakan oleh pihak vendor adalah elemen penting.
H. Back-up dan Pemulihan Data
Ketika menggunakan layanan cloud computing maka beban untuk mengelola teknologi ditempatkan pada penyedia layanan cloud computing termasuk semua hal yang menyangkut perlindungan data, toleransi kesalahan, recovery dan pemulihan data. Biaya pemulihan data secara normal diperkirakan dua kali lipat dari biaya infrastruktur. Dengan model berbasis cloud, biaya pemulihan data diperkirakan kurang dari satu kali biaya, hal terebut tentu saja merupakan sebuah penghematan yang sangat signifikan.

  1. Kekurangan Dalam Mengadopsi Cloud
Walaupun cloud computing menyediakan berbagai kelebihan dan kemudahan bagi UKM, tidak berarti cloud computing tidak memiliki kekurangan dan setiap UKM harus segera membuang semua server dan perangkat lunak desktopnya dan kemudian mengadopsi cloud computing. Kegiatan yang berfokus pada kinerja intensif, seperti pengeditan video tidak sesuai jika diterapkan pada cloud computing dan juga jenis perangkat lunak lain yang membutuhkan komputer desktop berperforma tinggi.
Setiap pemilik UKM memiliki kebutuhan dan tingkat kenyamanan yang berbeda. Akan ada UKM yang lebih diuntungkan dengan adanya penerapan cloud computing baik pada keseluruhan atau beberapa sistem usahanya, atau bahkan ada yang dirugikan dengan adanya penerapan cloud computing pada usahanya. Oleh karena itu, sebelum pemilik memutuskan untuk mengadopsi cloud computing pada sebuah UKM, perlu dilakukan pertimbangan mengenai pengaruh dari kelemahan atau kekurangan cloud computing terhadap UKM tersebut.
Adapun kelemahan atau kekurangan cloud computing dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.   Kemungkinan terjadinya downtime (penghentian)
Cloud computing membuat suatu UKM bergantung pada keandalan koneksi internet yang tersedia. Jika cloud computing offline, maka UKM tersebut juga offline. Hal lain yang harus diperhatikan adalah seberapa besar ketergantungan UKM terhadap keandalan provider cloud, karena bahkan penyedia layanan cloud computing yang paling handal sekalipun dapat mengalami masalah gangguan server. Seperti yang dijelaskan dalam CRN, “The Biggest Cloud Outages” pada tanggal 20 Mei 2015, Apple iCloud mengalami gangguan selama tujuh jam yang mempengaruhi email dan berbagai layanan cloud lainnya seperti iCloud Drive, Documents, dan sebagainya.
2.   Masalah keamanan
Cloud computing berarti komputasi internet, sehingga perlu diingat bahwa semua data cloud perusahaan dapat diakses dari manapun melalui internet. Artinya jika sewaktu-waktu terjadi penerobosan atau pelanggaran data cloud yang dilakukan oleh peretas (hacker), karyawan yang tidak puas, atau penggunaan username dan kata sandi yang ceroboh maka hal tersebut akan membahayakan bisnis atau UKM terkait. Pemilik UKM harus memutuskan apakah tingkat keamanan yang dimiliki perusahaan cloud computing mengimbangi potensi kerugian keamanan dari cloud computing itu sendiri.
3.   Biaya
Cloud computing memang terlihat lebih murah untuk digunakan dibanding beberapa software desktop konvensional yang biasanya digunakan oleh UKM. Cloud computing juga tidak memerlukan investasi modal yang besar untuk lisensi atau infrastruktur pendukung lainnya. Namun, akan ada situasi dimana aplikasi cloud computing yang digunakan tidak memiliki fitur yang dibutuhkan oleh operasi bisnis UKM dan fitur tersebut tersedia pada software desktop konvensional. Penyesuaian akan fitur-fitur ini memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, untuk menekan biaya pemilik harus memperhatikan dengan seksama daftar harga yang ditawarkan oleh penyedia cloud computing.
4.   Tidak fleksibel
Dalam memilih aplikasi cloud computing pemilik UKM harus berhati-hati—apalagi jika pemilik UKM tidak berniatan untuk menggunakan aplikasi tersebut secara permanen—karena sebagian besar aplikasi dan/atau format data dari cloud computing tidak mengijinkan pemindahan atau pengkonversian data ke sistem lain dengan mudah. Beberapa penyedia cloud computing dengan sengaja “mengunci” pelanggan sehingga akan sangat sulit jika pelanggan ingin menggunakan aplikasi lain dan memindahkan data-data bisnisnya.
5.   Pelayanan pelanggan (Costumer support)
Masalah yang dikeluhkan kebanyakan pelanggan terhadap banyak penyedia cloud computing adalah masalah pelayanan pelanggan yang buruk. Saat ini sebagian besar penyedia aplikasi cloud computing sudah menerapakan sistem pelayangan pelanggan yang baik, namun layanan tersebut tersedia untuk harga tertentu. Pada aplikasi Google Cloud, paket layanan “Silver” dihargai sebesar US$150 per bulan, dan harga ini bukanlah hal yang murah terutama bagi pemilik UKM yang pada awalnya mengadopsi cloud computing untuk menekan biaya operasional.
  
KESIMPULAN
Cloud computing bisa menjadi solusi murah dan efisien penerapan teknologi informasi bagi UKM yang saat ini berkembang, selama para pemilik UKM mampu mentolerir beberapa kekurangan dari cloud computing itu sendiri. Masalah keamanan yang berkaitan dengan data dan/atau informasi bisnis dari UKM yang ada di internet sepertinya masih menjadi masalah terbesar bagi pemilik UKM.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam menerapkan cloud computing pada UKM adalah dengan memulainya secara perlahan-lahan; Pilih satu atau dua aplikasi bisnis yang ada untuk diganti dengan cloud computing dan lihat bagaimana kelanjutannya. Seiring dengan berjalannya waktu pemilik dan karyawan pada UKM akan menjadi lebih nyaman dengan aplikasi cloud computing dan UKM tersebut mampu menuai keuntungan cloud computing lebih banyak lagi.
Untuk skala bisnis, layanan cloud computing terbilang cukup murah karena layanan ini menggunakan mekanisme economies of scale, “Semakin banyak yang ikut menggunakan, semakin baik”. Telkom misalnya, dengan 4-5juta per bulan para pelaku usaha kecil menengah sudah dapat menikmati layanan yang mereka sediakan, meliputi Software as a Service (SAAS), Software as a Service (PAAS), dan Infrastructure as a Service (IAAS).
Saat ini solusi penerapan teknologi informasi bagi pengembangan UKM sudah tersedia, potensi dan peluang untuk berkembang sudah didepan mata. Tetapi hal tersebut kembali lagi kepada UKM apakah mau mengembangkan usaha yang dimilikinya agar menjadi lebih besar dan bermanfaat bagi banyak manusia. Edukasi dan sosialisasi tentang pemanfaatan teknologi informasi harus terus dilakukan pemerintah, provider serta semua pihak yang peduli dengan pengembangan UKM. Para penyedia layanan (vendor) cloud computing bagi UKM juga memiliki pekerjaan rumah untuk dapat mendukung penerapan cloud computing di Indonesia dengan cara mensosialisasikan kepada UKM terkait layanan cloud computing yang mereka tawarkan agar pengetahuan pemlik atau pelaku UKM terhadap teknologi informasi khususnya cloud computing semakin meningkat dan menarik minat mereka untuk menggunakan layanan tersebut, menghadirkan layanan yang berkualitas serta aman dalam melindungi data-data pelangganya agar penggunaan layanan cloud computing benar-benar meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu UKM.

DAFTAR PUSTAKA
Erudeye. (2015, Maret 14). Cloud Computing untuk Usaha Kecil Menengah (UKM). Retrieved Juni 14, 2017, from Erudeye Blog: http://www.erudeye.id/blog/cloud-computing-untuk-usaha-kecil-menengah-ukm/
Irfan, A., & Santosa, P. I. (2015). Adopsi Cloud Computing Pada UKM di Indonesia. Jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, V, 1-5.
Sejarah Cloud Computing. (2012, April 1). Retrieved Juni 13, 2017, from Artabowillmore's Blog: https://artabowillmore.wordpress.com/sejarah-cloud-computing/
Sejarah Perkembangan Cloud Computing. (2016, Februari 3). Retrieved Juni 13, 2017, from Lintasarta Blog: http://blog.lintasarta.net/article/industry-solutions/sejarah-perkembangan-cloud-computing/
Telkom. (2014). TelkomCloud Berkualitas Premium Teraman Terhandal. Jakarta.
Telkom. (2011, Juli 7). Telkom Serius Selenggarakan Layanan Cloud Computing. Retrieved Juni 13, 2017, from Telkom Indonesia: http://www.telkom.co.id/telkom-serius-selenggarakan-layanan-cloud-computing.html
Ward, S. (2016, May 8). Why Cloud Computing is Ideal For Small Business. Retrieved Juni 13, 2017, from The Balance: https://www.thebalance.com/why-cloud-computing-is-ideal-for-small-businesses-2948273

———. (2017, April 3). Disadvantages of Cloud Computing. Retrieved Juni 13, 2017, from The Balance: https://www.thebalance.com/disadvantages-of-cloud-computing-4067218

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe, Model Bisnis, dan Model Pendapatan E-Commerce

E- commerce adalah transaksi bisnis dengan menggunakan internet dan web. E-commerce saat ini berkembang dengan sangat pesat, contohnya seperti melakukan streaming sebuah film Netflix di televisi, membeli buku di amazon, dan lain – lain. Perkembangan e-commerce dimulai sejak tahun 1995 oleh Netscape. ·          Pizza Hut Delivery ( www.phd.co.id ) Pizza Hut Delivery adalah website yang memungkinkan konsumen membeli produk-produknya secara online. 1.       Tipe e-commerce Business-to-consumer (B2C), Pizza Hut Delivery menjual produknya yang berupa pizza, pasta dan sebagainya kepada konsumen individu. 2.       Model bisnis e-commerce E-tailer, Pizza Hut Delivery menjual produk fisiknya secara langsung kepada konsumen individu. 3.       Model pendapatan e-commerce Model pendapatan Pizza Hut Delivery adalah: a.        Sales revenu...

TEORI FRAUD (KECURANGAN)

1.     The Fraud Hexagon (S.C.C.O.R.E) Teori yang dikembangkan oleh Georgius Vousinas dari National Technical University of Athens ini berasal dari pengembangan teori pentagon (S.C.O.R.E), yang terdiri dari Stimulus, Capability, Opportunity, Rationalization, dan Ego . Kemudian, S.C.C.O.R.E model memperbarui dan mengadaptasi teori tersebut dari kasus fraud yang ada dengan menambahkan Collusion . Teori ini berpendapat bahwa kolusi secara tidak sengaja dapat pula menjadi pengembang fraud yang ada di dalam organisasi. Fraudster menggunakan kemampuan mereka untuk mengambil keuntungan dari posisi orang lain dan memanfaatkan orang korban. Signifikansi kolusi sebagai faktor utama penyebab fraud juga terdapat dalam laporan ACFE pada   Nations on Occupational Fraud and Abuse (2016). Laporan tersebut menunjukkan bahwa hampir dari setengah kasus yang diperiksa adalah pelaku yang melakukan kolusi dengan orang lain dalam tindakan fraud. Semakin besar angka fraudster yang ter...

Resume Jurnal Investigasi Praktik Kriminal Keuangan pada Elit di Negara Berkembang: Bukti dari Nigeria

Artikel ini telah menyelidiki persistensi praktik korupsi di Nigeria. Sebagian besar penelitian sebelumnya cenderung berfokus pada aktor sosial individu, dan memiliki sedikit perhatian terhadap struktur sosial dan lembaga yang membentuk tindakan mereka. Struktur dan institusi sosial secara bersamaan memungkinkan dan membatasi praktek predatori. Para aktor sosial dibentuk oleh struktur dan institusi masyarakat yang memungkinkan mereka untuk memahami peristiwa dan nilai-nilai sehari-hari dan tindakan mereka dibentuk oleh struktur kelembagaan. Dengan demikian, praktik kriminal keuangan di Nigeria tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa mempertimbangkan pengaruh struktur dan sejarah institusional. Artikel ini m empertimbangkan struktur kelembagaan dalam negara Nigeria, ekonomi global dan konteks historis untuk menjelaskan persistensi praktik kriminal keuangan di Nigeria. Bukti yang diberikan dalam artikel ini telah menunjukkan bahwa sejumlah besar pendapatan pemerintah telah dialirkan...