Artikel ini telah menyelidiki persistensi praktik korupsi di Nigeria. Sebagian besar penelitian sebelumnya cenderung berfokus pada aktor sosial individu, dan memiliki sedikit perhatian terhadap struktur sosial dan lembaga yang membentuk tindakan mereka. Struktur dan institusi sosial secara bersamaan memungkinkan dan membatasi praktek predatori. Para aktor sosial dibentuk oleh struktur dan institusi masyarakat yang memungkinkan mereka untuk memahami peristiwa dan nilai-nilai sehari-hari dan tindakan mereka dibentuk oleh struktur kelembagaan. Dengan demikian, praktik kriminal keuangan di Nigeria tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa mempertimbangkan pengaruh struktur dan sejarah institusional. Artikel ini m empertimbangkan struktur kelembagaan dalam negara Nigeria, ekonomi global dan konteks historis untuk menjelaskan persistensi praktik kriminal keuangan di Nigeria. Bukti yang diberikan dalam artikel ini telah menunjukkan bahwa sejumlah besar pendapatan pemerintah telah dialirkan...
PENCEGAHAN FRAUD
A. Prevention Environment
Kunci kesuksesan mencegah fraud adalah dengan melihat budaya perusahaan dan mencoba untuk mengubahnya jika diperlukan.
1. Corporate Governance Structure
Penelitian menunjukkan lemahnya corporate governance menyebabkan banyak terjadinya fraud. 27% CEO dan 43% CFO terlibat dalam fraud. Kelemahan dari laporan yang telah dirangkum sebagai berikut :
a) Board members yang tidak independen;
b) Board yang didominasi dari pihak dalam;
c) Board members dengan pemegang saham terbanyak;
d) Board members dengan pengalaman yang sedikit;
e) Board dan komite audit yang tidak bertemu;
f) Anggota komite audit yang mengetahui sedikit tentang keuangan dan auditing;
g) Dan lain-lain.
Komite audit bertanggungjawab mengimplementasikan sistem whistleblower. SOX juga memerlukan komite audit untuk meng-hire perusahaan audit eksternal.
2. Tone at The Top
Gaya kepemimpinan juga berpengaruh dalam mengatur organisasi. Hal tersebut berguna untuk mencegah fraud. Dengan manajamen yang dapat mengkomunikasikan kebijakan fraud, mendorong setiap orang dalam mencegah dan mendeteksi fraud akan menciptakan budaya anti-fraud.
3. Realistic Financial Goals
Elemen lain yang dapat menyebabkan fraud adalah tujuan yang overoptimistic. Tekanan dan tujuan keuangan yang tidak realistik dapat menciptakan salah satu fraud triangle.
4. Kebijakan dan Prosedur
Budaya anti-fraud dalam mencegah fraud dapat diciptakan dengan kebijakan fraud dan prosedur berdasarkan kebijakan tersebut. Tetapi kebijakan tersebut tidak dapat berjalan sendiri melainkan harus ada komunikasi tentang kebijakan tersebut. Untuk mencapai kesuksesan kebijakan tersebut perlu adanya monitoring dan compliance.
B. Perception of Detection
Persepsi deteksi adalah pengalaman peradilan pidana, ahli kejahatan mengatakan pencegahan terbaik untuk kejahatan, termasuk penipuan. Cara untuk meminimalkan fraud adalah dengan menemukan manfaat dan biaya. Beberapa cara untuk meningkatkan persepsi deteksi meliputi :
1. Surveillance. Dengan adanya bukti cek yang masuk lewat email atau dengan adanya kamera.
2. Anonymous Tips. Sistem ini berguna ketika ada sesuatu yang mencurigakan.
3. Surprise Audit. Surprise audit dapat menciptakan persepsi deteksi.
4. Prosecution. Menuntut seseorang mengirimkan pesan yang kuat tentang persepsi
deteksi.
deteksi.
5. Enforcement of Ethics and Fraud Policies. Filosofi yang sama berlaku untuk kepatuhan terhadap kebijakan fraud, kebijakan etika, dan kebijakan perusahaan dalam menangani fraud.
6. Catch Me If You Can! Pengukuran deteksi dengan menangkap pencuri, menghakiminya, dan mempublikasi perbuatannya.
C. Pendekatan Klasik
Review dari pendekatan klasik untuk pengurangan pencurian pada karyawan, fraud, dan penggelapan membantu dalam mengembangkan pencegahan dan pengendalian fraud yang efektif program. Berikut adalah pendekatan klasiknya :
1) Pendekatan direktif. Pendekatan direktif bersifat konfrontatif dan otoriter.
2) Pendekatan pencegahan. Dalam pendekatan pencegahan, penipu potensial
dilihat menggunakan berbagai cara, termasuk pemeriksaan latar belakang catatan kriminal.
dilihat menggunakan berbagai cara, termasuk pemeriksaan latar belakang catatan kriminal.
3) Pendekatan detektif. Dalam pendekatan detektif, manajemen mengatur kontrol akuntansi dan fungsi audit internal untuk memantau potensi fraud.
4) Pendekatan observasi. Pendekatan observasi bergantung pada pengamatan fisik aset dan karyawan.
5) Pendekatan investigasi. Berdasarkan hasil investigasi dan menindaklanjuti ketidaksesuaian.
6) Pendekatan asuransi. Pendekatan ini tergantung pada cakupan asuransi yang memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi karena fraud.
D. Other Prevention Measure
Di luar pengukuran pencegahan umum (lingkungan, budaya, dan perusahaan), pengukuran pencegahan khusus dapat digunakan untuk meminimalkan fraud.
Karyawan kunci — mereka yang memiliki kendali atau akses atas aset berharga seperti uang tunai atau cek-perlu menjadi objek pengukuran pencegahan dan pencegahan fraud. Suatu entitas harus mempertimbangkan pengukuran pencegahan yang sesuai yang akan membuat karyawan bertanggung jawab atas penanganan aset berharga.
Karyawan kunci — mereka yang memiliki kendali atau akses atas aset berharga seperti uang tunai atau cek-perlu menjadi objek pengukuran pencegahan dan pencegahan fraud. Suatu entitas harus mempertimbangkan pengukuran pencegahan yang sesuai yang akan membuat karyawan bertanggung jawab atas penanganan aset berharga.
§ Background Checks
§ Regular Audits
§ Pengendalian Internal
§ Invigilation
E. Siklus Akuntansi
Salah satu cara untuk mengatasi langkah-langkah pencegahan adalah memeriksa siklus akuntansi. Beberapa contoh untuk mengilustrasikan langkah-langkah pencegahan yang mungkin terpengaruh sebagai berikut:
1. Generalizations
Ukuran organisasi adalah salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam pengendalian fraud. Ukuran sangat memengaruhi pemisahan tugas, area penting untuk pencegahan dan deteksi fraud.
2. Siklus Penjualan
Salah satu skema umum dalam siklus penjualan adalah lapping. Dua langkah pencegahan lapping adalah: (1) rotasi tugas dan (2) pengambilan cuti liburan. Pemisahan tugas dapat membantu mencegah penipuan seperti pencurian dan penghapusan skema.
3. Siklus Pembelian
Dalam siklus pembelian, persentase penipuan tertinggi seperti fraudulent disbursements.
4. Siklus Penggajian
Dalam siklus penggajian, skema umum yang perlu dipertimbangkan termasuk ghost employees. Sebuah pihak independen dapat digunakan untuk menambah karyawan ke file penggajian resmi padahal tidak ada di file HR. Rotasi tugas dan cuti liburan pada manajer penggajian merupakan ukuran pencegahan yang baik.
Referensi :
Singleton, T. W., & Singleton, A. J. (2010). Fraud Auditing and Forensic Accounting Fourth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Your Affiliate Profit Machine is waiting -
BalasHapusPlus, getting it running is as simple as 1, 2, 3!
Here's how it all works...
STEP 1. Choose affiliate products the system will push
STEP 2. Add PUSH button traffic (it takes JUST 2 minutes)
STEP 3. See how the system explode your list and sell your affiliate products for you!
Are you ready to make money ONLINE???
Click here to activate the system